Rabu, 25 Juli 2012

asuhan keperawatan kasus gout


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Definisi
Artritis pirai (Gout) adalah suatu proses inflamasi yang terjadi karena deposisi kristal asam urat pada jaringan sekitar sendi. gout terjadi sebagai akibat dari hyperuricemia yang berlangsung lama (asam urat serum meningkat) disebabkn karena penumpukan purin atau ekresi asam urat yang kurang dari ginjal. Gout mungkin primer atau sekunder.
Pirai atau gout adalah suatu penyakit yang ditandai dengan serangan mendadak dan berulang dari artritis yang terasa sangat nyeri karena adanya endapan kristal monosodium urat, yang terkumpul di dalam sendi sebagai akibat dari tingginya kadar asam urat di dalam darah(hiperurisemia).
Adapun klasifikasi gout yakni terbagi atas :
-  Gout  primer
Merupakan akibat langsung pembentukan asam urat tubuh yang berlebih atau akibat penurunan ekresi asam urat.
- Gout sekunder
Disebabkan karena pembentukan asam urat yang berlebih atau ekresi asam urat yang berkurang akibat proses penyakit lain atau pemakaian obat tertentu.
B.     Etiologi
Gout disebabkan oleh adanya kelainan metabolik dalam pembentukan purin atau ekresi asam urat yang kurang dari ginjal yang menyebakan hyperuricemia. Hyperuricemia pada penyakit ini disebabkan oleh :
-          Pembentukan asam urat yang berlebih.
·         Gout primer metabolik disebabkan sintesis langsung yang bertambah.
·         Gout sekunder metabolik disebabkan pembentukan asam urat berlebih karana penyakit lain, seperti leukemia.
-          Kurang asam urat melalui ginjal.
·         Gout primer renal terjadi karena ekresi asam urat di tubulus distal ginjal yang sehat. Penyebab tidak diketahui.
·         Gout sekunder renal disebabkan oleh karena kerusakan ginjal, misalnya glumeronefritis kronik atau gagal ginjal kronik.
C.    Patofisiologi
Hiperuresemia (konsentrasi asam urat dalam serum lebih besar dari 7,0 mg/dl ) dapat (tetapi tidak selalu) menyebabkan penumpukan Kristal monosodium urat. Serangan gout tampaknya berhubungan dengan peningkatan atau penurunan mendadak kadar asam urat serum. Kalau Kristal urat mengendap dalam sebuah sendi, respon inflamasi akan terjadi dan serangan gout dimulai. Dengan serangan yang berulang-ulang, penumpukan kristal natrium urat yang dinamakan tofus akan mengendap dibagian perifer tubuh seperti ibu jari kaki, tangan dan telinga. Nefrolitiasis urat (batu ginjal) dengan penyakit renal kronis yang terjadi sekunder akibat penumpukan urat dapat timbul.
Gambaran Kristal urat dalam cairan sinovial sendi yang asimtomatik menunjukkan bahwa factor-faktor non Kristal mungkin berhubungan dengan reaksi inflamasi. Kristal monosodium  urat yang ditemukan tersebut dengan immunoglobulin yang terutama berupa Ig G. Ig G akan meningkatkan fagositosis Kristal dan dengan demikian memperlihatkan aktifitas imunologik.
D.    Tanda dan gejala
Fase akut
Biasanya timbul tiba-tiba, tanda-tanda awitan serangan gout adalah rasa sakit yang hebat dan peradangan lokal. Kulit diatasnya mengkilat dengan reaksi sistemik berupa demam, menggigil, malaise dan sakit kepala. Yang paling sering terserang mula-mula adalah ibu jari kaki (sendi metatarsofalangeal) tapi sendi lainnya juga dapat terserang. Serangan ini cenderung sembuh spontan dalam waktu 10-14 hari meskipun tanpa terapi.
Fase kronis
Timbul dalam jangka waktu beberapa tahun dan ditandai dengan rasa nyeri, kaku, dan pegal. Akidat adanya kristal-kristal urat maka terjadi peradangan kronik. Sendi yang bengkak akibai gout kronik sering besar dan berbentuk noduler. Tanda yang mungkin muncul :
- Tampak deformitas dan tofus subkutan.
- Terjadi pemimbunan kristal urat pada sendi-sendi dan juga pada ginjal.
- Terjadi uremi akibat penimbunan urat pada ginjal
- Mikroskofik tanpak kristal-kristal urat disekitar daerah nekrosisi.
E.     Pemeriksaan diagnostic/ penunjang
-          Kadar asam urat serum meningkat.
-          Laju sedimentasi eritrosit (LSE) meningkat.
-          Kadar asam urat urine dapat normal atau meningkat.
-          Analisis cairan sinovial dari sendi terinflamasi atau tofi menunjukan kristal urat monosodium yang membuat diagnosis.
-          Sinar X sendi menunjukan massa tofaseus dan destruksi tulang dan perubahan sendi
F.     Komplikasi
-          Tekanan darah tinggi
-          Batu kandung kemih
-          Obesitas
-          Impotensi
G.    Penatalaksanaan
Penatalaksanaan non medik.
a. Diet rendah purin.
Hindarkan alkohol dan makanan tinggi purin (hati, ginjal, ikan sarden, daging kambing) serta banyak minum.
b. Tirah baring.
Merupakan suatu keharusan dan di teruskan sampai 24 jam setelah serangan menghilang. Gout dapat kambuh bila terlalu cepat bergerak.
Penatalaksanaan medik.
a. Fase akut.
Obat yang digunakan :
1. Colchicine (0,6 mg)
2. Indometasin ( 50 mg 3 X sehari selama 4-7 hari)
3. Fenilbutazon.
b. Pengobatan jangka panjang terhadap hyperuricemia untuk mencegah komplikasi.
1. Golongan urikosurik
- Probenasid, adalah jenis obat yang berfungsi menurunkan asam urat dalam serum.
- Sulfinpirazon, merupakan dirivat pirazolon dosis 200-400 mg perhari.
- Azapropazon, dosisi sehari 4 X 300 mg.
- Benzbromaron.
2. Inhibitor xantin (alopurinol).
Adalah suatu inhibitor oksidase poten, bekerja mencegah konversi hipoxantin menjadi xantin, dan konversi xantin menjadi asam urat.
 
BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian.
a. Identitas pasien.
b. Keluhan utama.
    Nyeri pada daerah persendian.
c. Riwayat kesehatan
    Riwayat adanya faktor resiko :
- Peningkatan kadar asam urat serum.
- Riwayat keluarga positif.
B.  Diagnosa keperawatan
1.      Nyeri berhubungan dengan inflamasi dan peningkatan aktivitas penyakit, keterbatasan mobilitas atau tingkat toleransi rendah
Tujuan :  mengurangi nyeri yang dialami klien
Kriteria evaluasi : nyeri berkurang
Intervensi :
1.      Laksanakan sejumlah tindakan yang memberikan kenyamanan
a.       Kompres panas atau dingin
b.      Masase, perubahan posisi istirahat
c.       Teknik relaksasi , aktivitas yang mengalihkan perhatian nyeri.
Rasional : rasa nyeri dapat responsif  terhadap  intervensi bukan obat-obatan seperti perlindungan sendi, latihan fisik, teknik relaksasi dan bentuk terapi suhu.
2.      Berikan preparat antiinflamasi, analgesic sepert yang dianjurjkan.
Rasional :nyeri responsive terhadap terhadap pemberian obat satu macam saja atau kombinasi.
3.      Dorong pasien untuk mngutarakan perasaannya tentang rasa nyeri serta sifat kronik penyakitnya.
Rasional : pengungkapan dengan kata-kata merupakan tahap penting dalam koping.
4.      Lakukan penilaian terhadap perubahan subjektif pada nyeri.
Rasional : penjelasan seseorang mengenai nyeri yang dirasakannya merupakan indicator yang lebih dapat diandalkan dibandingkan hasil pengukuran yang objektif.  Seperti perubahan TTV, gerakan tubuh dan ekspresi wajah.
2.      Keletihan berhubungan dengan peningkatan aktifitas penyakit, rasa nyeri dan istirahat tidur tidak memadai.
Tujuan : menangani keletihan
Kriteria hasil : keletihan berkurang
Intervensi :
1.      berikan penjelasan mengenai keletihan
rasional : pemahaman tentang keletihan akan mempengaruhi tindakannya.
2.      Dorong kepatuhan pasien terhadap program terapinya
Rasional : pengendalian yang menyeluruh terhadap aktifitas penyakit dapat mengurangi tingkat keletihan.
3.      Fasilitasi pengembangan jadwal istirahat yang tepat.
Rasional : istirahat akan menghemat tenaga dan membantu dalam proses penyembuhan penyakit.
4.      Dorong nutrisi adekuat termasuk suber zat besi dan makanan serta suplemen.
Rasional : diet yang bergizi dapat membantu melawan keletihan.
3. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan terbatasnya gerakan sekunder akibat nyeri pada persendian.
Tujuan: meningkatkan/ mempertahankan mobilitas pada tingkat paling tinggi yang mungkin
Kriteria hasil : hambatan mobilitas fisik berkurang
Intervensi:
a.       Kaji kebutuhan akan konsultasi terapi fisioterapi
Rasional : latihan yang bersifat terapi, pemakaian alas kaki yang tepat dan/atau alat bantu yang dapat memperbaiki mobilitas.
b.      Dorong verbalisasi yang berkenaan dengan keterbatasan dalam mobilitas.
Rasional : mobilitas tidak harus berhubungan dengan deformitas. Rasa nyeri, kaku dan keletihan dapat membatasi mobilitas untuk sementara waktu.
c.       Instruksikan pasien untuk/ bantu dalam rentang gerak pasien/ aktif pada ekstremitas yang sakit dan yang tidak sakit
Rasional : postur tubuh dan pengaturan posisi yang benar diperlukan untuk mempertahankan mobilitas yang optimal.
d.      Dorong kemandirian dalam mobilitas dan membantu jika diperlukan.
Rasional :perubahan mobilitas dapat membawa penurunan pada keamanan personal.
4.      Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan fisik diakibatkan proses penyakit
Tujuan : memperbaiki konsep diri mengenai citra tubuh
Kriteria hasil : gangguan citra tubuh berkurang
Intervensi :
a.       Bantu pasien mengenali unsure-unsur pengendalian gejala penyakit dan penanganannya.
Rasional : konsep diri seseorang dapat diubah oleh penyakit atau penanganannya.
b.      Dorong verbalisasi perasaan, persepsi dan rasa takut.
Rasional : strategi koping seseorang menunjukkan kekuatan konsep dirinya.
5.      koping tidak efektif berhubungan dengan gaya hidup actual atau yang dirasakan dan perubahan peranan pasien
Tujuan : koping efektif dalam menghadapi keterbatasan actual atau yang dirasakan dan perubahan peranan.
Kriteria  hasil : koping tidak efektif teratasi
Intervensi :
a.       kenali bagian-bagian kehidupan yang dipengaruhi oleh penyakit.
Rasional : dampak penyakit kurang lebih dapat ditangani setelah penyakit diidentifikasi dan dieksplorasi secara masuk akal.
b.      Buatlah rencana untuk penatalaksanaan gejala dan membuat daftar dukungan keluarga dan teman-teman untuk meningkatkan fungsi haria.
Rasional : dengan mengambil tindakan dan melibatkan orang lain secara tepat , pasien dapat mengembangkan atau mengetahui tentang keterampilan mengatasi masalah dan dukungan masyarakat.
6.      Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi, kondisi, dan rencana tindakan, koping tidak efektif pada kondisi kronis,
Kriteria evaluasi : mengungkapkan pemahaman tentang instruksi perawatan diri dan rencana perawatan dan pengobatan.
Intervensi :
1.      Berikan informasi tentang kondisi, proses penyakit dan rencana pengobatan.
Rasional : membantu meningkatkan pengetahuan mengenai penyakit klien
2. Ajarkan pasien apa yang harus dilakukan selama serangan, instruksi meliputi :
- Mengistirahatkan sendi yang nyeri.
- Tinggikan eksrtemitas dan berikan kantung es atau panas basah.
- Hindarkan aktivitas yang meningkatkan ketidak nyamanan.
 Rasional : berguna dalam tindakan mandiri saat pasien pulang dari rumah sakit
3. Ajarkan pasien bagaimana mengontrol serangan gout, instruksi harus meliputi :
- Menghidarkan faktor pencetus.
- Mengunakan obat anti gout sesuai resep.
Rasional : gejala penyakit dapat teratasi sehingga mempercepat proses penyembuhan.























LAMPIRAN
menghambat ekskresi asam urat
di tubulus

nyeri
gangguan mobilitas fisik
 Kurang pengetahuan
gangguan citra tubuh
Koping tidak efektif
keletihan
Alcohol                                           makanan                          penyakit dan obat-obatan
                                                (seafood, kepiting dll)
Kadar laktat dlm darah                                                                                  
                                                Pe   kadar protein




                                    Sekresi asam urat        produksi asam urat>>

                                                          GOUT

Pe> sirkulasi daerah radang    pembentukan tukak                 proses penyakit
                                                Pada sendi
Vasodilatasi kapiler                                                                 perubahan fisik
                                                Kekakuan pada sendi 
Eritema, panas                                                                         kurang informasi
                                                Membatasi pergerakan sendi              
                                                                                               

                                               
                       Perubahan bentuk tulang dan sendi                                                    

                                                               masalah personal diri

metabolisme meningkat         kehilangan banyak energy       



DAFTAR PUSTAKA


Brunner & suddath. Buku Ajar Bedah Medikal Bedah. Vol 3. Penerbit Buku Kedokteran. EGC. Jakarta. 2001

Mansjoer, Arief. Kapita Selekta Kedokteran. Jilid I. Penerbit media Aesculapius FKUI. Jakarta .2001.
 
Anonim. http://pirang.wordpress.com/2009/07/19/askep-gouty-artritis/. Diakses tanggal 26 Juni 2012
Gayuh. http. www.gayuhswett. blogspot.com/2008/08/01/hjhk. Diakses pada tanggal 26 Juni 2012
 












Tidak ada komentar:

Posting Komentar