Selasa, 25 Januari 2011

pemeriksaan tekanan darah


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
 Di dalam dunia kesehatan, pemeriksaan tekanan darah merupakan hal yang sangat penting dalam proses observasi terhadap status kesehatan pasien. Hal ini disebabkan oleh karena tekanan darah sangat mempengaruhi fungsi sirkulasi darah pada tubuh.
 Tekanan darah adalah tekanan yang ditimbulkan pada dinding arteri. Tekanan ini sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti curah jantung, ketegangan arteri dan volume dan laju serta kekentalan (viskositas) darah.
 Tekanan darah terjadi akibat fenomena siklis. Tekanan puncak terjadi saat ventrikel berkontraksi dan disebut tekanan sistolik. Tekanan diastolik adalah tekanan terendah yang terjadi saat jantung istirahat.
 Tekanan darah biasanya digambarkan sebagai rasio tekanan sistolik terhadap tekanan diastolik dengan nilai dewasa normalnya berkisar dari 100/60 dari 100/60 sampai 140/90. Rata-rata tekanan darah normalnya biasanya 120/80.
 Pada pemeriksaan keadaan umum pasien, observasi tingkat distress pasien. Evaluasi terhadap kemampuan pasien untuk berpikir secara logis untuk menentukan apakah oksigen mampu mencapai otak (perfusi otak).
 Faktor yang menunjukkan bahwa jantung tidak mampu berkontraksi secara memadai atau berfungsi secara efektif sebagai pompa meliputi : penurunan tekana nadi, pembesaran jantung, dan adanya murmur dan irama gallop (bunyi jantung abnormal). (3 : 731)
B. Tujuan
1. Mempelajari cara-cara pengukuran tekanan darah arteri
2. Mempelajari beberapa faktor yang dapat mempengaruhi tekanan darah secara fisiologis.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi tekanan darah
 Tekanan darah adalah tekanan yang ditimbulkan pada dinidng arteri. Tekanan ini sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti curah jantung, ketegangan arteri dan volume laju serta kekentalan (viskositas darah). Tekanan darah terjadi akibat fenomena siklis. (3 : 731)
 Tekanan darah arteri, kekuatan tekanan darah ke dinding pembuluh darah yang menampung, mengakibatkan tekanan ini berubah-ubah pada setiap siklus jantung. Pada saat ventrikel kiri memaksa darah masuk ke aorta, tekanan naik sampai puncak yang disebut sistolik. Pada waktu diastolik tekanan menurun sampai puncak titik terendah yang disebut tekanan diastole.
 Ketika seseorang istirahat, jantung memompa darah hanya 4 sampai 6 liter per menit. Pada saat berolahraga, jantung mungkin membutuhkan waktu untuk memompa selama  tujuh kali. Hal ini dimaksudkan yang mana volume memompa oleh jantung beregulasi secara :
(1) Regulasi pompa jantung intrinsik sebagai respon untuk pergantian volume darah yang mengalir di dalam jantung
(2) Jumlah pengendalian jantung dan kekuatan jantung untuk memompa oleh sistem saraf otonom.
B. Mengukur tekanan darah arteri
 Dapat dilakukan dengan menggunakan alat yang disebut sfigmomanometer dan stetoskop yang dilakukan pada arteri brachialis di lekuk siku yang bisa teraba dengan jelas. Bunyi jantung dapat diketahui dengan mendengarkan pukulan pada arteri brachialis, tempat bunyi pertama sebagai tekanan antara sistol dan diastol.



C. Faktor-faktor yang mempengaruhi tekanan darah  :
Faktor-faktor yang mempengaruhi tekanan darah yaitu : (4 :138)
1. Kekuatan jantung  memompakan darah, membuat tekanan yang dilakukan jantung sehingga darah bisa beredar ke seluruh tubuh dan darah dapat kembali ke jantung.
2. Viskositas (kekentalan) darah, disebabkan oleh protein plasma dan jumlah sel darah yang beredar dalam aliran darah.
3. Elastisitas dinding darah. Di dalam arteri tekanan lebih besar daripada di dalam vena sebab otot yang membungkus arteri lebih elastis daripada vena.
4. Tahanan tepi. Tahanan yang dikeluarkan oleh darah mengalir dalam pembuluh darah dalam sirkulasi darah besar yang berada dalam arterial. Turunnya tekanan mengakibatkan denyut pada kapiler dan vena tidak teraba.
D. Asal tekanan darah
 Aksi pemompaan jantung memberikan tekanan yang mendorong darah melewati pembuluh-pembuluh. Darah mengalir melalui sistem pembuluh tertutup karena ada perbedaan tekanan atau gradien tekanan antara ventrikel kiri dan atrium kanan yaitu : (6)
1. Tekanan ventricular kiri berubah dari setinggi 120 mmHg saat sistol sampai serendah 0 mmHg saat diastol.
2. Tekanan aorta berubah dari setinggi 120 mmHg saat sistol sampai serendah 80 mmHg saat diastol. Tekanan diastolik tetap dipertahankan dalam arteri karena efek lontaran balik dari dinding elastis aorta. Rata-rata tekanan aorta adalah 100 mmHg.
E. Indikasi jumlah tekanan darah
Adapun indikasi jumlah tekanan darah yaitu : (5)
1. Angka tertinggi (sistol) mewakili tekanan saat jantung berkontraksi untuk memompa darah di dalam tubuh.
2. Angka terendah (diastol) mewakili tekanan ketika jantung berelaksasi antar denyutan.
Tekanan darah hampir selalu dinyatakan dalam millimeter air raksa (mmHg) karena manometer air raksa telah dipakai sejak lama sebagai bahan rujukan baku untuk pengukuran tekanan. ( 1 : 172 ). Tekanan sistol selalu dinyatakan pertama. Sebagai contoh : 118/76 (118 akhir 76); sistol : 118 dan diastole : 76. Tekanan darah dibawah 120 akhir 80 mmHg (millimeter air raksa) dipertimbangkan sebagai patokan untuk dewasa. (6)
F. Metode pengukuran tekanan darah arteri
Adapun metode pengukuran tekanan darah arteri yaitu : (2 : 564 - 565)
a. Metode palpasi
Tekanan sistolik dapat ditentukan dengan memompa manset lengan dan kemudian membiarkan tekanan turun dan tentukan tekanan pada saat denyut radialis pertama kali. Oleh karena kesukaran menentukan secara pasti kapan denyut pertama teraba, tekanan yang diperoleh dengan metode palpasi biasanya 2-5 mmHg lebih rendah dibandingkan dengan yang diukur dengan metode auskultasi.
b. Metode auskultasi
Tekanan darah arteri pada manusia secara rutin diukur dengan metode auskultasi. Suatu manset yang dapat dipompa (manset Riva-Rocci) dihubungkan pada manometer air raksa (sfigmomanometer) kemudian dililitkan di sekitar lengan dan stetoskop diletakkan di atas arteri brakialis pada siku. Manset secara cepat dipompa sampai tekanan didalamnya di atas tekanan sistolik yang diharapkan dalam arteri brakialis.
c. Metode osilasi
Yaitu dengan melihat osilasi pada manometer. Saat timbulnya osilasi pada manometer menunjukkan tekanan sistolis. Tekanan manset terus di turunkan sampai osilasi menghilang yang menunjukkan tekanan diastolis.



G. Klasifikasi Nilai Tekanan Darah
Berikut ini klasifikasi tekanan darah berlaku bagi orang dewasa berusia 18 tahun atau lebih. Ini didasarkan pada rata-rata pembacaan tekanan darah yang diukur dengan baik selama 2 atau lebih kunjungan kantor. (7)
Klasifikasi tekanan darah untuk orang dewasa
Kategori Sistolik, mmHg
diastolik, mmHg

Hypotensi < 90 atau < 60
Normal 90 – 119 Dan 60 – 79
Pra hipertensi 120 – 139 atau 80 – 89
Tahap 1 hipertensi 140 – 159 Atau  90 – 99
Tahap 2 hipertensi ≥ 160 Atau  ≥ 100





                 Manometer air raksa       stetoskop
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Nama Percobaan
      Pemeriksaan tekanan darah
B. Alat dan Bahan
1. Manometer air raksa
2. Stetoskop
C. Prosedur Kerja
      Dalam mencatat tekanan darah secara fisiologis, orang coba harus berada dalam keadaan yang menyenangkan dan lepas dari pengaruh yang dapat mempengaruhi hasil pencatatan. Pencatatan tekanan darah ini dengan metode tak langsung.
1. Cara palpasi (Metode Riva Rocci)
      Segala bentuk pakaian harus dilepas dari lengan atas dan manset dipasang ketat dan sempurna pada lengan. Bila manset tidak terpasang dengan ketat maka dapat diperoleh pembacaan yang abnormal tinggi. Saluran karet dari manset kemudian dihubungkan dengan manometer. Sekarang rabalah arteri radialis pada pergelangan tangan orang coba dan tekanan dalam manset dinaikkan dengan memompa sampai denyut nadi (denyut nadi radialis) menghilang. Tekanan dalam manset kemudian diturunkan dengan memutar tombol pada pompa perlahan-lahan yaitu dengan kecepatan kira-kira 3 mm/dt. Saat dimana denyut arteri radialis teraba kembali menunjukkan tekanan darah sistolis. Metode palpasi harus dilakukan sebelum melakukan auskultasi untuk menentukan tinggi tekanan yang diharapkan.
2. Cara Auskultasi
      Metode ini pertama kali diperkenalkan oleh seorang dokter Rusia yaitu Kotrotkoff pada tahun 1905. Kedua tekanan sistolis dan diastolis dapat diukur dengan metode ini, dengan cara mendengar (auskultasi) bunyi timbul pada arteri brakhialis yaitu bunyi korotkoff. Bunyi ini timbul akibat timbulnya aliran turbulen dalam arteri yang disebabkan oleh penekanan manset pada arteri tersebut. Dalam cara auskultasi ini harus diperhatikan bahwa terdapat suatu jarak yang paling sedikit 5 cm, antara manset dan meletakkan stetoskop. Mual-mula rabalah arteri brachialis untuk menentukan tempat meletakkan stetoskop. Kemudian pompalah manset sehingga tekanannya melebihi tekanan diastole (yang diketahui dari palpasi). Turunkan tekanan manset perlahan-lahan sambil meletakkan stetoskop diatas arteri brachialis pada siku. Mula-mula tidak terdengar suatu bunyi kemudian terdengar bunyi mengetuk yaitu ketika darah mulai melewati arteri yang tertekan oleh manset sehingga terjadi turbulensi. Bunyi yang terdengar disebut bunyi korotkoff.
3. Cara osilasi
      Yaitu dengan melihat osilasi pada manometer. Manset dipompa sampai tekanannya 10-20 mmHg melebihi tekanan sistolis yang di tentukan dengan metoda Riva Rocci. Tekanan manset di turunkan perlahan-lahan sambil memperhatikan air raksa manometer. Saat timbulnya osilasi pada manometer menunjukkan tekanan sistolis. Tekanan manset terus di turunkan sampai osilasi menghilang yang menunjukkan tekanan diastolis.
 Di dalam praktek pada protokol yang kami lakukan, Ketiga cara ini dikombinasikan bertujuan untuk memperoleh hasil memuaskan, dapat dipercaya dan akurat. Adapun  protokol dari pemeriksaan tekanan darah yang kami praktekkan  yaitu ;
1) Tekanan darah istirahat
Ukurlah tekanan darah orang coba setelah berbaring 5menit, setelah duduk 5 menit dan setelah berdiri 5 menit. Orang coba harus benar- benar dalam keadaan santai. Bandingkanlah hasil ketiga pencatatan ini. Dalam mencatat tekanan darah, gunakan kombinasi ketiga cara tadi.
2) Pengaruh perubahan sikap
Orang coba berbaring 5 menit. Ukurlah TD, Orang coba diminta segera berdiri dan ukurlah segera tekanan darah dengan lengan lurus ke bawah. Tekanan diukur 1, 2, 3, & 4 menit sesudah berdiri.

3) Pengaruh kerja otot
Orang coba diminta untuk melakukan kegiatan misalnya berlari di tempat selama kurang lebih 3- 5 menit kemudian catatlah tekanan darah kontrol ( sebelum kegiatan ).
4) Pengaruh berfikir
Catatlah tekanan darah kontrol. Kemudian orang coba diminta berfikir dengan kuat yaitu memecahkan soal-soal matematika yang susah. Catatlah tekanan darahnya secepat mungkin, kalau perlu begitu selagi berfikir. Bandingkanlah dengan tekanan darah kontrol.
5) Percobaan valsava (valsava manuver)
Buatlah pencatatan kontrol. Orang coba diminta untuk melakukan ekspirasi kuat dengan glottis tertutup (mengedan). Catatlah tekanan darah pada saat ini dan bandingkan dengan tekanan kontrol.
6) Percobaan muller
Orang coba diminta untuk inspirasi kuat dengan glottis tertutup. Ukurlah tekanan darah dan bandingkan dengan tekanan kontrol.
D. Hasil Percobaan
      Dalam keadaan normal, tanpa dipengaruhi faktor-faktor pengukuran tekanan darah, misalnya pengaruh perubahan sikap,pengaruh kerja otot dan lain-lain.
a. Dengan cara palpasi
Nama : Tn. A
Nama Pemeriksa : Nn. A
Umur : 19 tahun
Hasil pemeriksaan : 120 mmHg
b. Dengan cara auskultasi
Nama : Tn. A
Nama Pemeriksa : Nn. A
Umur : 19 tahun
Hasil pemeriksaan : 120/60 mmHg
c. Dengan cara osilasi
Nama   : Tn. A
Nama Pemeriksa : Nn.A
Umur   : 19
Hasil pemeriksaan : 110/60 mmHg
Protokol
1. Tekanan darah istirahat
Nama : Tn. A
Nama Pemeriksa : Nn. A
Umur : 19 tahun
Hasil pemeriksaan :
       Pada saat baring : 110/80 mmHg
       Pada saat duduk : 120/70 mmHg
       Pada saat berdiri : 120/80 mmHg
2. Pengaruh Perubahan Sikap
Nama : Tn. A
Nama Pemeriksa : Tn. A
Umur : 19 tahun
Hasil pemeriksaan :
Pada saat berbaring 5 menit : 110/80 mmHg
Pada saat berdiri:
Tekanan darah 0 menit : 110/80 mmHg
Tekanan darah 1 menit : 110/90 mmHg
Tekanan darah 3 menit : 100/80 mmHg
Tekanan darah 5 menit : 100/80 mmHg
3. Pengaruh Kerja Otot
Nama : Tn. C
Nama Pemeriksa : Tn. D
Umur : 19 tahun
Hasil pemeriksaan
Sebelum berlari : 110/60mmHg
Setelah berlari  5 menit : 130/80mmHg
4. Pengaruh Berpikir
Nama   : Tn. A
Nama Pemeriksa : Nn. A
Umur   : 18
Hasil pemeriksaan :
Tekanan darah kontrol : 110/80 mmHg
Tekanan darah setelah berpikir : 120/90 mmHg
5. Percobaan Valsava
Nama : Tn. A
Nama Pemeriksa : Tn. A
Umur : 19 tahun
Hasil pemeriksaan :
Kontrol : 110/80 mmHg
Ekspirasi : 120/80 mmHg
6. Percobaan Muller
Nama   : Tn. A
Nama Pemeriksa : Nn. A
Umur   : 18
Hasil pemeriksaan :
Kontrol : 110/60 mmHg
Inspirasi : 120/80 mmHg
E. Analisis hasil percobaan
a. Cara Palpasi
Pada saat pengukuran tekanan darah dengan cara palpasi diperoleh hasil pengukuran 120 mmHg. Ini disebabkan karena orang coba dalam keadaan normal. Namun dengan menggunakan cara palpasi ini diperoleh hasil yang kurang akurat karena hanya mengetahui tekanan sistolnya saja.
b. Cara Auskultasi
Pada saat pengukuran tekanan darah dengan cara auskultasi diperoleh hasil pengukuran 100/60 mmHg. Ini disebabkan karena orang coba dalam mungkin keadaan anemia karena begadang. Sehingga diperoleh hasil pengukuran tekanan darah normal.
c. Cara Osilasi
Pada saat pengukuran tekanan darah dengan cara osilasi diperoleh hasil pengukuran 110/60 mmHg. Ini disebabkan karena orang coba  masih dalam keadaan normal dan rileks. Sehingga diperoleh hasil pengukuran tekanan darah normal.
Protokol
1. Tekanan darah istirahat
Pada saat mengukur tekanan darah waktu istirahat di peroleh hasil yang normal dimana pada saat duduk hasilnya 120/70 dan pada saat berdiri hasilnya 120/80, ini disebabkan  jantung memompa darah lebih cepat pada saat berdiri sehingga menyebabkan kekuatan jantung dalam memompa lebih kuat. Dalam hal ini tekanan darah mengalami proses homeostasis atau mekanisme untuk menyeimbangkan tekanan darah dalam tubuh.
Hal ini merupakan indikasi bahwa posisi tubuh sangat berpengaruh terhadap tekanan darah dimana setiap pergantian posisi tubuh secara teori tekanan darah menurun karena adanya mekanisme menyeimbangkan tubuh. Akibatnya darah dapat sampai ke tempat yang dituju dengan pasokan yang dibutuhkan oleh tubuh.
2. Pengaruh perubahan sikap
Pada saat mengukur tekanan darah  dengan pengaruh perubahan sikap di peroleh hasil pada saat berbaring 5 menit 110/80 dan pada saat berdiri tekanan darah  0 menit 110/80 dan pada saat berdiri selama 5 menit tekanan darah menurun menjadi 100/80. Oleh karena itu, pengaruh perubahan sikap ini sangat berpengaruh.
Ini disebabkan oleh karena posisi berdiri akan memperkuat gaya gravitasi dimana frekuensi jantung tidak mampu meningkat untuk mengkompensasi efek gravitasi pada posisi tegak yang tidak tertahankan sehingga tekanan darah turun. Secara teori tekanan darah dalam pembuluh darah setinggi jantung. Tekanan setiap pembuluh di bawah jantung lebih tinggi dan dalam pembuluh di atas jantung lebih rendah akibat gravitasi.
3. Pengaruh kerja otot
Pada saat mengukur tekanan darah dengan pengaruh kerja otot hasilnya sebelum berlari 110/60 dan meningkat menjadi 130/80 hal ini disebabkan karena keelastisitan dinding aliran darah di pengaruhi oleh otot yang membungkus arteri dan vena.
Kita ketahui bahwa arteri koronaria adalah pembuluh yang menyuplai otot jantung yang mempunyai kebutuhan metabolisme tinggi terhadap oksigen sehingga menyebabkan jantung memompa darah lebih cepat. Dalam proses kontraksi, otot perlu suplai oksigen yang banyak. Hal ini pula menyebabkan meningkatnya curah jantung dan meningkatnya pula aliran darah dalam pembuluh darah.
4. Pengaruh berpikir
Pada saat mengukur takanan darah dengan pengaruh berpikir diperoleh hasil tekanan darah kontrol yakni 110/80 meningkat setelah berpikir menjadi 120/80
Hal ini disebabkan karena pikiran sangat berpengaruh pada saat pengukuran tekanan darah dimana jika orang memiliki banyak pikiran maka tekanan darahnya juga akan meningkat karena otak sangat bekerja pada saat berpikir. Dimana dalam berpikir, diperlukan banyak suplai oksigen dan nutrisi ke otak sehingga menyebabkan kebutuhan dalam proses metabolisme bertambah yang menyebabkan peningkatan tekanan darah. Selain itu, CO juga akan ditingkatkan yang dimana selanjutnya akan meningkatkan aliran balik vena sehingga tekanan darah pun meningkat. Selain itu, otak pun memerlukan tekanan yang lebih kuat.
5. Percobaan Valsava (Valsava Manuver)
Sewaktu mengukur tekanan darah dengan ekspirasi kuat dengan glottis tertutup (mengedan) dalam hal ini diperoleh hasil pengukuran tekanan darah yaitu 120/80mmHg.
Hal ini disebabkan karena pada saat ekspirasi dalam rongga toraks turun sehingga tekanan CO2 dalam paru-paru menurun. Tekanan akan turun pada saat arteri ukurannya besar karena resistensinya terhadap aliran darah rendah. Pada saat ekspirasi, tekanan darah akan menurun akibat dari adanya tekanan intratoraks sehingga aliran kembali di pembuluh vena menurun yang mengakibatkan curah jantung menurun dan terjadi penurunan tekanan darah. Dalam hal ini, mengakibatkan terjadinya perubahan pada tekanan darah kontrol orang coba.
6. Percobaan Muller
Pada waktu pengukuran tekanan darah dengan inspirasi dalam, tekanan darah meningkat menjadi 110/60 mmHg. Hal ini disebabkan karena pada saat inspirasi dalam rongga toraks naik sehingga tekanan CO2 dalam paru-paru meningkat.
Tekanan akan turun pada saat arteri ukurannya besar karena resistensinya terhadap aliran darah rendah., faktor lain yang menyebabkan tekanan pada saat inspirasi adalah kekentalan darah. Karena pada waktu inspirasi, epiglottis tertutup maka volume CO2 sehingga konsumsi CO2 menurun dan protein plasma dan oleh jumlah sel darah dalam aliran darah menyebabkan viskositas darah. Kecepatan aliran darah mengalir tergantung pada ukuran palung yang ada pada pembuluh dan kelompok pembuluh. Pada pelebaran pembuluh darah yang dilalui aliran darah yang sama jumlahnya menyebabkan perlambatan arus secara nyata. Di dalam aliran yang sangat lambat ini, terjadi pertukaran gas. Penyerapan zat makanan dan bahan yang terpakai lagi antara sel-sel darah merah dan plasma di dalam kapiler dengan cairan dan sel dalam jaringan tubuh.


























BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Cara-cara pengukuran tekanan darah yakni :
a. Cara palpasi (metode Riva Rocci)
b. Cara auskultasi
c. Cara osilasi
2. Faktor yang mempertahankan tekanan darah :
a. Kekuatan memompa jantung
b. Banyaknya darah yang beredar
c. Kecepatan aliran darah
d. Gerakan yang dihasilkan pernapasan
3. Inspirasi dalam merupakan salah satu faktor yang menyebabkan penurunan tekanan darah. Selain itu faktor-faktor yang mempengaruhi penurunan tekanan darah yaitu :
1. Nutrisi
2. Kelelahan
3. Istirahat yang kurang
B. Saran
1. Untuk praktikum selanjutnya sebaiknya pembimbing praktikum dihadirkan supaya kami lebih dapat mengerti akan percobaan yang kami lakukan.
2. Kami mengharapkan agar asisten dosen mampu mempertahankan apa yang dimilikinya sekarang dan harapan untuk dapat ditingkatkan kembali dan jangan cepat merasa puas terhadap prestasi yang diperoleh.
3. Kami mengharapkan pada praktikum  selanjutnya untuk dapat konsisten terhadap waktu yang telah disepakati sebelumnya.


DAFTAR PUSTAKA

1. Guyton Arthur. 2007. Ed. 11. Buku ajar fisiologi kedokteran. Jakarta : EGC
2. Ganong,William. 2002. Ed.20. Buku ajar fisiologi kedokteran. Jakarta : EGC

3. Smeltzer,Suzanne. 2001. Ed. 8.Vol.2. Buku ajar keperawatan medical-bedah
           Brunner & Suddarth. Jakarta : EGC

4. Syaifuddin. 2006. Ed. 3. Anatomi fisiologi untuk mahasiswa keperawatan.
     Jakarta: EGC

5. Max,John.2009.Blood Pressure. Http://www.americanheart.org/presenteer.jhtml.
     last updated minggu 5 Juli 2010

6. Lindsey.2008.TekananDarah. In http://lindseylaff.blogspot.com/2008/09/tekanan-
     darah.jhtml.  last updated minggu. 5 Juli 2010

7. Michael,Newman.2009.Classification.in http//en.wikipedia.org/wikiblood-
     plessure.com. last updated 4  juli 2010

8. Agustina Srie.2005. jantung. http//www.wikipediensiklopedia/Heart.com.last
     updated 4 Juli 2010

9. Guyton Arthur. 2007.Ed. 11. Textbook of medical physiology. Jakarta : EGC

10. Taylor, Shelley. 2003.Ed. 15. Health psychology. Los Angeles: Mc Graw-Hill

11. Stanton, Bruce. 2004. Ed. 5. Physiology. Hanover: Mosby








DAFTAR ISI

Halaman Sampul
Daftar Isi ii
BAB 1 PENDAHULUAN 1
A. Latar belakang 1
B. Tujuan 1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2
A. Definisi tekanan darah 2
B. Mengukur tekanan darah 2
C. Asal tekanan darah 3
D. Indikasi jumlah tekanan darah 3
E. Metode pengukuran tekanan darah arteri 4
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN 6
A. Nama percobaan 6
B. Alat dan bahan 6
C. Prosedur kerja 6
D. Hasil percobaan 8
E. Analisis hasil percobaan 10
BAB IV PENUTUP 14
A. Kesimpulan 14
B. Saran 14
Daftar Pustaka
Lampiran




LABORATORIUM FISIOLOGI
JURUSAN KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
Samata, 3 Juli 2010
PEMERIKSAAN TEKANAN DARAH







Nama : Bahtiar
NIM/Kelas : 70300109015 / Keperawatan A2
Pembimbing : Hj. Halwatiah, S. Kep, Ns, M. Kes
Asisten : Maesharah Rosyadi



PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2010





























Tidak ada komentar:

Posting Komentar